Rabu, 12 Oktober 2011

Edi Mulyono: Huh, Brengseknya Aku!



Nggak sudi ah dikatain brengsek!

Enak aja, mana ada secuil orang pun yang mau dibrengsekin, dibejatin! Mau itu benar-benar si loser, apalagi si merasa pinter dan hebat, nggak bakal diam disebut brengsek bin bedebah!


Tapi, heemmm…mau disangkal gimana pun sungguh amat sulit untuk membebaskan diri dari pangkat brengsek itu kok. Siapa pun! Bisa aku, kamu, atau dia sekalipun.

Mudah banget kan kita berkata kasar pada orang lain, memaki, atau terlibat aktif menyebarkan gosip bin fitnah, dengan begitu yummy dan bergairahnya. Dari sekadar kasak-kusuk hingga tasak-tusuk. Kita terbiasa banget merayakan pesta bahagia di atas lara, menari di atas luka (kayak lagu Dangdut ya…), seolah kita sendiri sudah sebagai sang benar, sang baik, sang suci, yang merasa patut dan berhak menista dan mengatai orang lain!

Huh, Brengseknya Aku! adalah cermin-cermin diri akan betapa brengseknya aku, kamu, dan dia, dalam hidup ini, sehari-hari, yang sering tidak kita sadari keburukannya saking sudah putusnya urat kebedebahan kita!

Eiits…nggak perlu marah, sebab ternyata kita sungguh memang amat brengsek! Awas kena stroke atau serangan jantung loe!

Merasa paling benar hingga menggunjingkan orang lain yang aib nya ter-ekspos oleh media? Merasa paling suci sehingga dengan puasnya melaknat, mengata2i, hingga meng-anjing-kan, mem-babi-kan, serta men-tahi-kucing-kan perbuatan-perbuatan tak senonoh orang lain yang kebetulan terbuka lebar2 di publik luas? Pernah membayangkan berada di posisi mereka yang kebetulan mendapat sial hanya karena lalai sedetik?

Khas gaya tulis super gokil dan sesukanya ala pengarang Andai Aku Jalan Kaki, Ah, Tuhan Sayang Padaku, Kok, dan Trio (Lebih) Macan, buku terbarunya ini kembali hadir menghardik otak dan hati setiap kita! Recommended Read!!! :)

_KarungBeras_

0 comment:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...